Begitu bahagianya aku menjadi istrinya, karena selepas bekerja, Mas Prio masih menyempatkan dirinya untuk membantu mencuci piring setiap kali kami selesai makan malam. Mas Prio benar-benar pria yang baik, aku bersyukur menikah dengannya. Mas Prio juga suami yang sangat romantis, beberapa kali sepulang kantor dibawakannya aku bunga mawar putih tanda cintanya untukku atau makanan kecil kesukaannku.
Kuakui, masa pacaran dengan Mas Prio hanya tiga bulan, ia segera melamarku, karena Mas Prio ingin segera menikah dan mempunyai anak dari pernikahannya. Dengan penuh kebahagiaan kuiyakan pinangannya dan meminta mama papaku segera mempersiapkan pernikahan.
Sebut namaku Lestari, anak tunggal yang amat dimanja oleh orang tuaku. Papaku mempunyai banyak bisnis, mulai dari agen perjalanan, restoran, sampai property. Sedangkan ibu tidak bekerja dan selalu menemaniku pergi kemanapun.
Kukenal Mas Prio secara tidak sengaja, hanya karena lift yang kami tumpangi di suatu gedung perbelanjaan mendadak macet dan di dalam lift tersebut hanya kami berdua. Pada saat itu aku panik dan mulai menangis, Mas Prio menenangkanku dan dengan sigap menghubungi pengelola gedung untuk memberitahukan bahwa lift macet. Saat itu aku memandangnya seperti seorang pahlawan yang menyelamatkanku.
Berulang ulang kuucapkan terimakasih untuknya. Papa yang kuhubungi di kondisi darurat tersebut langsung mendatangiku juga mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Mas Prio.
Mas Prio yang kuberikan alamat rumahku langsung menyambangiku keesokan harinya untuk menanyakan kesehatanku. Berbunga-bunga hatiku atas perhatiannya. Mama juga sangat menyukainyainya, karena Mas Prio bertutur kata sangat sopan dan menawan. Hingga papa mama menginjinkan dan mengiklaskanku menikahinya, walaupun Mas Prio 'hanya' bekerja sebagai sales asuransi.
Setelah menikah, papa memberi salah satu bisnisnya untuk kami berdua, juga sebuah rumah di salah satu perumahan milik papa. Bisnis agen perjalanan yang beralamat di Jalan Sudirman menjadi milik kami, sebagai hadiah perkawinan. Mas Prio bekerja keras untuk mengelola bisnis tersebut, walaupun papa memberinya seorang General Manager yang handal di bisnis ini, namun Mas Prio cepat belajar untuk menjadi seorang bisnisman yang baik.
Ceritaku belum berakhir, setelah lima bulan perkawinanku, mendadak aku dikejutkan oleh ketukan keras di rumah pukul tujuh pagi. Seorang perempuan berdiri di depan pintu rumahku dengan menggendong seorang anak perempuan kecil berumur sekitar empat tahun. Perempuan tersebut mencari Mas Prio. Kubangunkan mas Prio dari tidurnya, kukatakan ada tamu asing menunggunya di ruang tamu. Mas Prio bergegas bangun dan kemudian berjalan ke arah ruang tamu.
"Papa...", teriak gadis kecil yang bersama perempuan tamu kami tersebut sembari menyorongkan tangannya untuk digendong Mas Prio. Tersentak jantungku !! Belum reda rasa terkejutku, perempuan tersebut berteriak sambil menuding Mas Prio sebagai seorang suami bejat, tak bertanggung jawab karena pergi menghilang dari rumah tangga mereka. Saat itu juga aku pingsan. [Vivi Tan / Jakarta] Sumber: Kisah-Nyata.com
PESAN KHUSUS
Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id
MENU LINKS
http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com