Sebagai seorang laki-laki yang masih jomblo, keadaanku ini terkadang membuatku menjadi lelaki yang sedikit minder dalam bergaul dengan perempuan. Terlebih terhadap Yuli (bukan nama sebenarnya) seorang gadis yang sedang aku taksir. Untuk menjaga agar penampilanku sedikit membaik, aku berusaha merawat kulitku sesempat yang aku bisa, karena jika aku hanya mengandalkan wajah sepertinya mimpiku untuk memiliki Yuli akan semakin sulit aku wujudkan
Perkanalanku dengan Yuli bisa dibilang tidak sengaja. Saat itu aku sedang istirahat untuk sekedar makan siang di sebuah rumah makan. Saat itu aku berpapasan dengan perempuan yang memiliki tubuh sintal yang membuat jantungku tiba-tiba berdegub dengan kencang. Wajahnya lumayan cantik dengan hidung bangir, kulit putih mulus dan berbibir sensual. Aku yakin siapapun yang memandangnya akan segera menyukai perempuan ini.
Apa lagi bila memandangi bagian-bagian tertentu dari tubuhnya yang seksi itu, darahku kian kencang mengalir. Bagiku Yuli adalah perempuan sempurna yang selama ini kutemui, tak ada cela. Sejak saat itu bayangku terhadap sosok Yuli menjadi warna tersendiri dalam hari-hariku. Sebulan telah berlalu sejak pertemuan pertamaku dengan Yuli, aku tak pernah lagi bertemu dengannya, padahal hampir lima kali seminggu aku sengaja singgah ke tempat dimana aku bertemu pertama kali. Yuli hilang seperti tertelan bumi.
Karena tak tahan dengan rasa rindu yang semakin melanda, aku memberanikan diri bertanya dengan pemilik warung makan tempat biasa aku beristirahat, kebetulan aku mengenal pemilik warung tersebut, namanya Pak Andi (bukan nama sebenarnya). Dari Pak Andi pula akhirnya aku mengetahui nama dan status perempuan ini yang ternyata masih gadis, artinya belum ada yang memiliki.
Namun keraguan langsung menyeruak di hatiku manakala mengingat kenyataan yang ada bahwa diriku tidak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan untuk mendekati gadis pujaanku itu. Dan keraguan itu terus menggerogoti perasaan dan hatiku, hingga aku akhirnya harus memendam cintaku dan hanya salam yang bisa kutitipkan kepada Pak Andi jika kebetulan ia bertemu dengan Yuli.
Lima bulan telah berlalu, aku hampir saja melupakan wajah dan sosok Yuli. Hari-hariku kembali seperti sebelum aku mengenal Yuli, bergulat dengan debu, sinar matahari, dan kesibukan mengantarkan barang tambang ke berbagai tempat. Kesibukan itu membuat aku jarang singgah ke warung Pak Andi dan tentunya aku jadi jarang pula menitipkan salam buat gadis pujaanku.
Setelah hampir tujuh bulan tak singgah ke warung Pak Andi, aku kembali menyempatkan diri untuk singgah dan saat itu aku kembali bertemu dengan Yuli. Serta merta hasrat yang sempat menghilang beberapa bulan lalu kini mulai muncul kembali. Saat itu kupuaskan mata ini dengan memandangi wajahnya dengan berbagai perasaan. Aku memikirkan betapa beruntungnya laki-laki yang kelak akan mendapatkan perempuan ini.
Tetapi kemudian mendadak perasaanku seperti teriris pisau yang teramat tajam saat aku melihat ada seorang laki-laki yang menghampiri Yuli, mencium keningnya dan sesaat kemudian mereka tenggelam dalam obrolan, tawa riang dan canda yang sepertinya membuat mereka bahagia. Sekilas aku kembali menatap wajah Yuli dan melihat mata indah itu. sepertinya ia ingin bicara, tapi aku urung untuk menyapanya, aku kembali menikmati hidangan yang saat itu ada di depanku.
Saat aku hendak beranjak pergi, tiba-tiba aku dikagetkan dengan suara seorang perempuan yang memanggilku, "Mas Adit mau kemana?" Ketika itu hatiku bergetar saat mendapati bahwa yang memanggilku adalah Yuli. Beberapa waktu kemudian kami tenggelam dalam obrolan panjang seolah kami sudah saling mengenal. Dari obrolan itu juga akhirnya terungkap bhwa laki-laki yang saat itu bersamanya adalah kakaknya.
Rupanya Yuli sering datang ke warung Pak Andi, namun waktunya selalu tak sesuai dengan kedatanganku. Ia mengaku sering menanyakan kabar dan keadaanku kepada Pak Andi. Sama persis ketika aku menanyakan tentang Yuli juga kepada Pak Andi. Dan ternyata laki-laki yang beruntung itu adalah aku, yang kini telah memiliki Yuli seutuhnya, tentunya setelah pernikahan kami setahun lalu.
--
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah | Kontak
BACA DIBAWAH INI
Di bagian bawah artikel ini kedepan akan ditampikan iklan-iklan baris Maksimal 100 huruf dengan tarif Rp.5.000,- per artikel (Min.100 artikel) dan bagi yang berminat bisa kontak email: tionghoanews@yahoo.co.id