Pada waktu itu, aku bekerja di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Aku perempuan mandiri yang tidak berkeinginan untuk menjalin hubungan dengan lebih intens kepada laki-laki manapun. Bagiku semua lelaki sama adanya, munafik dan selalu mempermainkan wanita. Lelaki adalah mahluk yang hanya bisa kuajak tidur saja.
Ya, aku memang maniak sex. Aku bercinta dengan lelaki manapun yang aku mau. Aku bisa memilih mereka sesuka hati, karena apa? Aku dikaruniai wajah yang cantik dan menarik serta tubuh yang seksi menggoda. Tak ada satupun lelaki yang menolak bercinta denganku. Ya inilah aku. Gayaku dulu juga seperti pelacur. Mudahnya berganti dari pelukan satu lelaki ke lelaki lainnya. Saat itu aku menikmatinya dengan amat sangat.
Hingga suau hari, sepulang kerja, aku mampir sebentar ke sebuah kafe. Disana telah menunggu Syamsul (bukan nama sebenarnya), lelaki yang mengajakku kencan. Kami berkenalan saat ia salah menelepon. Alih-alih hendak menelepon temannya, malah tersasar satu nomor dan jadilah nyambung ke hape-ku.
Akhirnya kami berkenalan intens dan sepakat berkencan di sebuah hotel yang cukup ternama di bilangan Jakarta Selatan. Syamsul mengaku sebagai general manager sebuah perusahaan besar. Wah, dengan wajah berseri-seri aku pun rela menyambangi kafe dengan semangat.
Benar saja, penampilannya menarik sekali. Rapi dan trendi, cocok buat jadi bos. Wajahnya pun tak jelek-jelek banget, meski bukan tipeku. Hanya 15 menit saja kami ngobrol di kafe, selanjutnya kami hendak menuju hotel. OMG, mobil bawaannya adalah mercy terbaru. Hm, boleh boleh. Mari meluncur sekarang.
Di hotel ini kami bercengkrama. Ah, cepatlah aku tak sabar untuk bercinta dan pulang. Mungkin om-om senang ini mau berbagi uang juga denganku, hahahahaha. Namanya rejeki, jangan ditolak lah! Hahahahahaha.
Selama 2 jam aku menunggu. Tiba-tiba pintu kamar hotel kami diketuk. Ramai dan riuh. Syamsul membuka pintunya. Tiga lelaki menyeruak masuk ke dalam kamar tersebut. Lelaki macam bos-bos besar, jika dilihat dari apa yang melekat pada tubuh mereka dan aroma parfumnya. Aku langsung merasakan hawa yang tidak enak. Ada apa ini? Kenapa mereka terlihat liar menatapku?
"Jadi ini? Bagus juga. Nemu dimana, bung? Hahahahaha," ujar lelaki botak gendut yang memakai kemeja bergaris hitam.
AKu langsung tau. Ya, aku dijual oleh Syamsul! Sialan! Laknat dia! Ternyata dia adalah seorang germo besar yang mencari gadis-gadis fresh untuk dijajakan. Sial sekali dia! Berhasil menipuku! Kurang ajar!!!!!
Aku merencanakan kabur dari tempat itu. Aku pura-pura tenang dan santai. Saat mereka lengah, aku segera berlari dan kuraih lampu meja. Kujadikan senjata. Aku berteriak-teriak histeris dna meminta room boy untuk menolongku dengan mengatakan kalau aku hampir diperkosa.
Saat manager hotel tersebut datang. Bukannya langsung menyergap tiga lelaki bandot itu, dia malah menyuruhku untuk cepat pulang. Ia bersikap manis pada tiga lelaki bandot itu sambil mengatakan maaf atas kejadian ini. Ah, sial. Ternyata komplotannya. Ya sudahlah, aku pulang.
Aku berjalan sembari menangis. Menyesali semua kelakuanku. Tuhan masih berbaik hati melepaskan aku dari pengalaman tadi. Apa jadinya jika aku benar diperkosa. Ah, aku bertobat dan ingin merubah hidupku menjadi lebih baik. [Amanda Lim / Makassar]
* DA JIA PENG YOU - XIN NIEN KUAI LE - GONG XI FA CHAI *