Bahkan Perantauan Tebing Tinggi Deli di Jakarta punya kegiatan khusus untuk mengasah vokal anggotanya agar menjadi jawara dalam perlombaan tersebut. "Potensi sebenarnya cukup banyak, tetapi belum diolah dengan baik.
Makanya, saya berharap departemen wanita di perkumpulan kami bisa menangkap potensi itu, dan mengasah kemampuan mereka sehingga bisa berprestasi atas nama perkumpulan," tutur Ketua Perantauan Tebing Tinggi Deli di Jakarta Agus Susantio.
Menurut dia, kegiatan tersebut berdampak positif bagi kelangsungan perkumpulannya. "Kegiatan karaoke efektif mempererat hubungan diantara anggota. Meskipun bersaing, tapi persaingannya ke arah yang positif.
Usai lomba, umumnya para anggota saling berdiskusi untuk menampilkan yang terbaik ke depannya," katanya. Bagi Prita Wijaya, anggota departemen pemuda Anxi, mengikuti lomba karaoke Mandarin sekadar penyaluran hobi. Dia tidak mempedulikan menang kalah, hanya kesenangan yang dikejarnya. "Setiap lomba memiliki tantangannya masing-masing.
Makanya, saya selalu tertarik untuk ikut," ungkapnya. Banyaknya lomba karaoke mandarin, mendatangkan keuntungan tersendiri bagi Yenny Susianti.
Perempuan yang berprofesi sebagai guru vokal itu, sering didapuk menjadi juri dalam perlombaan tersebut. "Hampir setiap minggu, saya ada tawaran untuk menjadi juri. Saya lihat, pesertanya semakin beragam. Mulai banyak diikuti peserta remaja," ujarnya.
Prita menambahkan, sebagian besar lomba karaoke Mandarin digelar dengan tujuan mempererat kebersamaan warga Tionghoa. Meski be gitu, penilaian tetap dilakukan secara profesional dan menjunjung tinggi nilai sportivitas diantara peserta. "Nilainya kita buat setransparan mungkin. Nilai akhir langsung diketahui pada layar besar di samping panggung," terangnya. [Yanti Ng / Jakarta / DKI / Tionghoanews]