Aku nggak tahu, dan aku jawabnya xie xie (terima kasih, Red)," ungkap perempuan kelahiran Jakarta, 14 April 1986 itu lantas tertawa. Saat itu, lanjut Yuanita, dirinya menjadi pusat perhatian. Dia tidak mempedulikannya karena tidak mengerti apa yang terjadi. Belakangan, dia baru sadar, sudah melakukan hal yang cukup memalukan.
"Aku dilihatin sama orang-orang sana. Mungkin, mereka berpikir, aku orang Cina tapi nggak bisa bahasa Cina," katanya. Dia lantas menyesal karena semasa duduk di ba ngku SMA tidak serius mempelajarinya.
"Waktu di SMA aku belajarnya malas-malasan. Makanya, nggak bisa bahasa Cina," sambungnya. Baru belakangan , alumnus London School of Public Relations itu sibuk mendalami bahasa Man darin.
Dia tidak mau kejadian memalukan itu terulang. "Orangtuaku Chinese, jadi aku harus bisa bahasa Cina," tambahnya. [Angelina Lim / Medan / Tionghoanews]