Ardi yang kukenal adalah seseorang yang sangat memperhatikan segala aktifitasku, amat menyayangiku dan begitu setia mendampingiku kapanpun aku membutuhkan kehadirannya. Dan karena hal itu aku jatuh cinta kepadanya, tentunya dengan pertimbangan ia juga seorang pemuda yang cukup mapan.
Saat berumah tanggapun, aku dan Ardi jarang sekali menemukan persolaan yang membuat kami bertengkar. Bahkan Ardi lebih mementingkan keperluan dan kepentingan rumah tangga dari hal apapun. Dan akupun sempat merasakan perasaan shok yang teramat sangat saat aku mendengar dan merasakan hal-hal janggal yang sebelumnya tak pernah aku rasakan selama berumah tangga dengan Ardi
Kehancuran rumah tanggaku mulai nampak ketika aku mendapati suamiku berselingkuh dengan seorang perempuan muda yang masih berstatus mahasiswa. Mereka ternyata telah menikah, diam-diam, Pikiranku kacau, aku tak mampu mengendalikan diri.
Perasaan cinta dan kesetiaan yang kujaga selama ini telah dihancurkan Ardi. Meski aku mencoba bertahan dengan kondisi rumah tangga yang sudah hancur-hancuran, dan dengan imanku sudah terkoyak, aku sepertinya tinggal selangkah lagi menuju jurang kenistaan
Aku mulai mencari cara bagaimana mengobati sakit hatiku selama ini. Kalau harus cerai dengan Ardi, aku harus berpikir dua kali. karena aku yakin aku tak akan mampu mencukupi kebutuhan hidupku.
Sementara aku juga tak bisa mengharapkan bantuan apa-apa dari kedua orangtuaku, untuk memberitahu keadaanku saja aku tak tega, apa lagi meminta bantuan mereka. Aku justru takut keadaan ini diketahui keluargaku, karena aku yakin mereka akan menjadi lebih menderita dari keadaan sekarang
Untuk itulah aku mencoba mempertahankan rumah tangga kami. Suamiku yang seorang pengusaha, menjanjikan akan memenuhi semua kebutuhanku asal aku tidak lagi mempermasalahkan pernikahannya dengan perempuan muda itu. Untuk langkah pertama, aku memang menerima keputusan itu. Aku pikir, itu jauh lebih baik ketimbang mengambil tindakan yang bisa merugikan kepentingan keluarga dan rencanaku.
Ketika Ardi pergi berbulan madu dengan isteri mudanya ke Jakarta, aku memanfaatkan kesempatan itu untuk mencari hiburan di luar rumah. Kebetulan saja Ardi memberi uang belanja untuk sebulan, yang jumlahnya lumayan banyak dan aku berencana menghabiskan uang tersebut untuk melakukan sesutu yang belum pernah aku rasakan sebelumnya
Mulailah aku berkenalan dengan dunia malam. Beberapa diskotik, bar dan tempat hiburan kelas atas kujelajahi. Sampai suatu hari aku berkenalan dengan seorang pemuda di suatu tempat hiburan di hotel berbintang. Ketampanannya cukup membuatku tergiur, apalagi hampir dua bulan lamanya Ardi tak pernah lagi memberiku nafkah bathin, yang membuatku uring-uringan kala malam hari telah tiba.
Sebagai perempuan normal, tentu saja aku sangat mengharapkan dekapan dan belaian hangat seorang lelaki. Perkenalanku dengan pemuda yang bernama Haris (bukan nama sebenarnya) seolah membuka kesempatan bagiku untuk balas dendam terhadap Ardi.
Apalagi kurasakan Haris cukup pandai menaklukan perempuan, termasuk aku. Hanya dalam tempo seminggu setelah perkenalan kami malam itu, aku dan Haris sudah melanjutkan hubungan itu di atas ranjang.
Tak terpikirkan lagi olehku, bagaimana dosa yang harus kutanggung atas perselingkuhan ini. Yang penting aku bisa menikmati kehangatan Haris dan membalas sakit hatiku pada Ardi.
Walau sebenarnya ada perasaan aneh saat Haris mencumbuku, menciumiku dan mulai mendesakan tubuhnya ke tubuhku dan aku hanya mampu melenguh dan mengerang, selebihnya Haris lebih banyak memainkan peranannya, sampai aku benar-benar terkulai lemas.
Berbulan-bulan hubungan gelap itu kujalani dengan Haris. Hingga kinipun, aku dan Haris masih terus berhubungan. Kalau suami lagi menginap di rumah istri mudanya, maka Harislah yang menggantikannya untuk menghangatkan malamku. Atau kalau tidak, kami bisa melakukannya di hotel, di losmen atau dimana saja saat kami menginginkannya. Begitulah seterusnya hubungan terlarang ini berlanjut. Entah sampai kapan semua ini akan berakhir.
Yang pasti, aku sangat menikmati hubungan gelap itu. Namun entah mengapa, kini hubungan itu bukan lagi karena aku ingin membalas dendam, namun rasa – rasanya aku mulai benar – benar merasa jatuh cintah pada Haris. Perasaan yang sama saat aku baru mengenal Ardi. Dan aku mulai merasa takut. Bukan saja takut dengan peristiwa yang aku alami bersama Ardi terulang saat bersama haris, namun aku lebih takut bangkai yang kusimpan ini tercium keluargaku. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews]
--------------------
Tetap update Berita & Artikel di manapun dengan http://m.tionghoanews.com dari browser ponsel anda atau ingin terima artikel baru berupa email bisa bergabung dalam email group http://asia.groups.yahoo.com/group/tionghoanews
--------------------