KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 08 November 2011

PENGALAMAN MENJELANG KEMATIAN: PENELITIAN SELAMA 30 TAHUN (4)

Selama berabad-abad, orang telah memikirkan masalah pikiran dan otak tanpa kesimpulan yang jelas. Beberapa orang berpikir bahwa otak adalah pikiran, sementara yang lain berpikir bahwa mereka adalah dua hal yang terpisah.

Dalam kurun 50 tahun terakhir atau lebih, fenomena pengalaman-menjelang-kematian (Near Death Experience - NDE) mulai mendapatkan perhatian orang. Orang-orang yang dinyatakan meninggal, atau mendekati kematian, berbicara tentang pengalaman seperti meninggalkan tubuh, pergi ke alam lain, atau bertemu orang-orang yang telah meninggal, sehingga menimbulkan gagasan bahwa pikiran adalah independen terhadap otak.

Dalam ulasan sebelumnya, kami mengeksplorasi aspek yang berbeda dari pengalaman-menjelang-kematian. Setelah lebih dari 30 tahun penelitian, penemuan lengkap menunjuk pada konsep bahwa NDE adalah pengalaman nyata dan sesuatu di luar pemahaman ilmu pengetahuan saat ini. Jadi apa yang diberitahukan NDE kepada kita? Apa yang bisa kita pelajari dari fenomena tersebut?

Peneliti NDE, Robert dan Suzanne Mays mengembangkan teori untuk menjelaskan fenomena tersebut. Teorinya dikirimkan untuk dipublikasikan dalam jurnal ilmiah, disajikan oleh Robert Mays di konferensi Asosiasi Internasional untuk Studi-Menjelang-Kematian (International Association for Near-Death Studies - IANDS) tahun ini.

Menganalisis gambaran utama NDE, Robert dan Suzanne Mays mengusulkan bahwa pikiran adalah sebuah entitas (sesuatu yang memiliki keberadaan yang unik dan berbeda, walaupun tidak harus dalam bentuk fisik) independen dari otak yang mungkin ada sebagai medan energi yang dapat berinteraksi dengan neuron di korteks serebral (bagian dari otak) melalui pertukaran listrik. Selama peristiwa NDE, Robert dan Suzanne Mays percaya bahwa ketika itu pikiran meninggalkan otak, dan ketika NDEr (subyek yang mengalami NDE) kembali "hidup", pikirannya bersatu dengan otak lagi, tetapi kaitannya tidak sekuat seperti sebelumnya.

Konsisten dengan fenomena menjelang kematian dan penelitian modern tentang otak, mereka menyatakan bahwa pikiran adalah lokus (sekumpulan titik yang memenuhi seperangkat kondisi tertentu) kesadaran, tetapi ketika terhubung dengan tubuh, perlu aktivitas listrik di otak untuk menyadarkan.

Kemudian, untuk menjelaskan mengapa orang dapat melihat diri mereka sebagai tubuh yang terpisah dari tubuh material yang berbaring di tempat tidur, Robert dan Suzanne menyimpulkan bahwa pikiran juga mengasumsikan bentuk tubuh, yang juga akan menjelaskan fenomena "anggota tubuh imajiner", di mana orang yang kehilangan kaki masih bisa merasakan kaki yang hilang tersebut.

Untuk mendukung teori Robert dan Suzanne, para peneliti telah melaporkan kasus inisial MG, subyek dengan jari-jari tangan kirinya yang hilang sejak lahir tetapi merasakan "jari imajiner" nya. Ketika ia "menyentuh" orang lain dengan "jari imajiner" nya, orang lain tersebut bisa merasakan sentuhannya. Ketika ia menyentuh bagian belakang kepala orang lain, orang lain tersebut bahkan dapat membayangkan seperti apa jari-jarinya.

Ada juga sebuah contoh di mana seseorang yang terluka parah dalam kecelakaan mobil pada malam berkabut mengatakan bahwa ia merasa telah keluar dari tubuhnya, terbang ke rumah, melompat-lompat, dan berteriak minta bantuan dari luar jendela dari lantai dua. Seorang pria yang berada di lantai dua mendengar suara orang itu dan menelepon polisi. Setelah polisi datang, pria itu melaporkan bahwa ia telah melihat kabut berbentuk seorang pria melompat di luar jendela.

Dalam kesempatan lain, seorang anak yang mengalami NDE yang meninggalkan tubuhnya dan melayang-layang di dekat anjing di taman bermain, dan anjing menggoyang-goyangkan ekornya, melompat, dan menyalak padanya. Robert mengatakan bahwa roh sang anak mungkin dapat terlihat oleh anjing, karena anjing mempunyai spektrum visual yang berbeda dari kita. Anak itu juga dilaporkan telah menggelitik hidung pasien lain tiga kali, dan setiap kali digelitik pasien itu bersin.

Robert lebih lanjut menceritakan kasus-kasus dimana NDErs dilaporkan masuk ke tubuh fisik orang lain. Dalam satu contoh, seorang pria mencoba untuk membunuh dirinya dengan gantung diri, tetapi selama NDE ia menyesalinya. Kemudian dia masuk ke tubuh istrinya, untuk berkomunikasi dengannya dan mencari bantuan. Setelah ia melakukan kontak dengan isterinya, sang istri sontak terkejut, "Oh, Tuhan," mengambil pisau, kemudian langsung pergi ke tempat sang suami, memotong tali gantungan dan menurunkannya.

Kasus lain yang didokumentasikan melibatkan dr. George Rodonaia, yang mengalami NDE, sementara  jasadnya telah dinyatakan meninggal selama tiga hari. Selama NDE, ia masuk ke dalam kepala istrinya dan mendengar pikiran istrinya saat sang istri berpikir bahwa dia sudah mati, berpikir tentang laki-laki lain yang dia bisa kencani dan kelak menjadi calon suaminya. Istrinya menegaskan bahwa dia memang memiliki pikiran-pikiran tersebut sebelum George hidup kembali.

Teori ini lebih lanjut menunjukkan bahwa ternyata ini dapat menjelaskan efek samping dari NDE. Jika pikiran ini memang medan energi, yang setelah mengalami NDE tidak bersatu erat dengan otak seperti sebelumnya, mungkin hal itu dapat memengaruhi perangkat elektronik di luar tubuh seseorang, pikiran orang lain (telepati), dan memiliki sejumlah kemampuan paranormal lainnya.

Karena kegiatan saraf yang berhubungan dengan kesadaran sebagian besar berada dalam wilayah abu-abu dari korteks serebral (bagian dari otak besar), Robert dan Suzanne mengatakan bahwa interaksi antara pikiran dan tubuh fisik terjadi di sana, khususnya pada sel dendrit apikal piramidal.

Hal ini sejalan dengan teori yang diajukan oleh David LaBerge dan Ray Kasewich dari Simon's Rock and Stanley Laboratory of Electrical Physics, yang diterbitkan dalam jurnal Neural Networks pada 2007, mengenai naiknya aktivitas dendrit saraf apikal.

Sampai sekarang, kita tidak memiliki cara untuk mengetahui hingga tingkat apa teori ini benar. Seperti yang dikatakan oleh dr. Bruce Greyson pada konferensi IANDS, "Kami baru saja mengungkap secara permukaan dari NDE." Namun sejauh ini, teori NDE konsisten dengan hasil temuan yang diperoleh saat ini, dan itu sebagai titik awal untuk interpretasi ilmiah dari fenomena NDE.

Halaman 1, 2, 3, 4 & 5

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA