KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 06 Oktober 2012

AKU DIJARAH ISTRIKU

Memilih pasangan hidup, tentunya tak sama dengan memilih barang antik di pasar loak. Terkadang kita malah tidak bisa meyakini pilihan kita sendiri, apakah guci yang lebih cocok untuk sudut ruang tamu ataukah pajangan yang pantas menghiasi dinding ruang makan? Demikian juga teman hidup, sebagai lelaki, aku banyak diberi pilihan, sampai aku tak tahu mana yang terbaik untuk hidupku sendiri.

Ibuku memilihkan salah seorang tetangga jauh semasa kami masih di Semarang, tanteku sudah memilihkan keponakan dari pihak suaminya. Aku malah tidak diberikan kesempatan mencari pasangan sendiri. Hingga suatu saat, ketika ibu harus opname dan giliran aku yang menemani, aku bertemu perempuan yang kuanggap (kala itu) mendekati kriteria sebagai perempuan pendamping. Tanpa perlu pendekatan yang lama, dalam kurun waktu tiga bulan, aku sudah melamar Lastri dan kamipun bertunangan. Setahun kemudian kami menikah. Sejak menikah, Lastri tidak melepas profesinya sebagai perawat, karena memang aku mengijinkannya.

Lima tahun usia pernikahan kami, tapi belum juga diberikan momongan. Sampai tahun ke-7 usia pernikahan belum juga ada tanda-tanda istriku hamil, tapi aku bukan tipe gampang menyerah. Kami tetap berusaha dan tak putus berdoa. Akhirnya, setelah hampir 10 tahun menikah, Lastri, hamil. Lewat operasi caesar, putri pertamaku lahir, demikian juga putra bungsu kami tiga tahun kemudian.

Aku bukan tipe lelaki yang suka mengekang, Lastri tetap bekerja, meski kami sudah memiliki dua momongan. Entah karena kurang tegas atau memang Lastri yang sudah kelewatan, ia mulai jarang membuatkan minuman buatku. Biasanya pagi dan malam, segelas kopi pastinya sudah terhidang di meja kerjaku. Ketika itu, aku pikir Lastri lupa, jadi aku memaafkannya. Tapi "kelupaan" Lastri ini berkepanjangan. Hampir setiap hari tak aku temukan minuman pembuka hari dan penghantar tidur.

Aku coba menegurnya, untuk tiga hari ke depan, minuman itu terhidang di meja. Lastri memang melakukannya, tapi selebihnya, meja kerjaku kosong lagi. Aku masih sabar. Sampai suatu hari kutemukan tiga botol soft drink di meja tamu kami. Tapi meja kerjaku tetap kosong melompong. Pelan saya memanggilnya dan bertanya, "Siapa tadi yang datang?" Dengan keceriaan yang khas, Lastri menceritakan kalau beberapa temannya datang dan berkumpul di rumah kami. Ketika kutanya apakah kopi sudah habis atau belum, Lastri sedikit kaget dan mengatakan kalau ia belum sempat membuatkan kopi karena meladeni teman-temannya.

Kontan amarahku memuncak, Menyediakan soft drink buat teman-temanmu kamu bisa, menyediakan segelas kecil kopi buatku tidak sempat?! Sejak itu, hampir selalu terjadi pertengkaran-pertengkaran kecil. Padahal usia pernikahan kami hampir 14 tahun.

Puncaknya adalah saat ia mulai berani membuka pesan-pesan singkat alias SMS di ponselku. Salah seorang teman wanita yang terbiasa curhat soal keluarga dan pacarnya menjadi sasaran semprotan Lastri. Padahal Dewi, demikian namanya, tidak pernah menganggap aku lebih dari sekadar kakak, meski sifat manjanya sering kelewatan, tapi dia tetap adik. Lastri tanpa tedeng aling-aling memaki Dewi di hadapan orang banyak. Ini sangat memalukan.

Ketika kuberitahukan keadaan yang sebenarnya, Lastri mengakui kesalahannya, tapi ia tidak mau meminta maaf pada Dewi. Padahal ia sudah membuat malu Dewi di muka umum. Ini yang tidak bisa aku terima, kami bertengkar hebat. Ibu yang berusaha menengahi malah ikut dimaki-maki Lastri, tentunya aku tidak bisa menerima perlakuannya terhadap ibu. Tanpa sadar tanganku melayang ke wajahnya.

Lastri terdiam, demikian juga aku. Kaget dengan apa yang barusan kulakukan. Lastri menjerit dan menangis masuk ke kamar. Aku tidak menahannya, malam itu aku tidur di sofa dan bekerja seperti biasa keesokan harinya.

Namun apa yang aku temukan sepulang kerja? Rumahku kosong, perabot yang tersisa hanya tempat tidur berikut kasur (tanpa sprei) serta sebuah lemari pakaian. Furniture sampai perabot makan sudah raib dari rumahku. Kakak perempuanku yang rumahnya cuma berjarak lima meter dari rumahku, berlari kecil menghampiri. Tanpa perlu saya tanya ia langsung nyerocos, Lastri nggak ngomong apa-apa. Datang bawa truk besar dan memuati semua barang-barang ke dalamnya. Katanya semua itu dia yang beli, Kak Lisa sampai ngos-ngosan. Iyalah, dia yang beli. Cuma dia lupa uangnya dari siapa, jawabku sembari memasuki rumah yang lengang dan hampa seperti habis dijarah perampok.

Sejak saat itu, aku mulai mengurus surat ceraiku. Setelah melewati proses yang berbelit-belit, aku akhirnya bercerai dari Lastri dengan dua anak kami ikut dengannya. Empat tahun aku hidup sendiri, mencoba menerima semua keadaan termasuk tidak boleh bertemu dengan dua anakku, Lastri memang tidak pernah mengabulkan permintaanku untuk bertemu dengan Shanty dan Bimo.

Saat ini, aku tengah menata kembali kehidupanku dengan seorang perempuan. Aku tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Kalaupun aku menikah, ini adalah pernikahanku yang terakhir. Aku menjatuhkan pilihanku pada perempuan ini, karena ia memang perempuan pilihan. Memiliki pandangan yang luas, bertanggung jawab dan sangat mandiri. Semoga ini pilihan yang tepat, karena aku ingin menghabiskan sisa hidupku bersama perempuan ini. [Jun Kuang / Jakarta] Sumber: Facebook
 
Berita | Internasional | Budaya | Kehidupan | Kesehatan | Iptek | Kisah

PESAN KHUSUS

Ingat ! Anda juga bisa mengirim berita kegiatan/kejadian yang berhubungan dengan Tionghoa tempat tinggal anda atau artikel-artikel bermanfaat ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA