KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 04 Oktober 2012

PACARKU PENIPU ULUNG

Kuperingatkan kepada semua perempuan agar membaca cerita ini, cerita tentang lelaki penipu ulung, yang telah menghabiskan harta benda puluhan perempuan. Bacalah, agar tak ada lagi perempuan terkena tipu dayanya hingga kehabisan harta benda hingga berhutang.
Daniel (nama sebenarnya) kukenal lewat bilik chatting, tampilan foto yang digambarkannya sangat memikat, senyumnya segar dan wajahnya amat tampan. Kami memulai chatting dengan mengenalkan umur dan tempat kerja kami. Daniel bekerja sebagai marketing di perusahaan otomotif.

Setiap pagi Daniel menyapaku dan mengingatkan agar aku tidak lupa sarapan, daniel sangan perhatian. Secara perlahan aku mulai ingin tahu tentang segala hal di diri Daniel. Mulailah chatting kami lebih berisi tentang status dan keluarga.

Kuceritakan dengan jujur perihal keluargaku, bahwa aku anak pertama dari dua orang bersaudara perempuan. Ayahku pekerja di salah satu penerbangan swasta sebagai direktur dan aku sedang merintis karir sebagai marketing di perusahaan reksadana.

Sebulan sejak bertemu dalam bilik chatting, Daniel mengajakku bertemu. Tentu saja kuterima tawaran bertemu dengannya di suatu resto di Plasa Senayan, Jakarta. Namun Daniel menolak, ia justru ingin mendatangi rumahku. Di mataku Daniel nampak sangat gentlement. Dengan bersemangat kuberikan alamat rumahku di bilangan Bintaro.

Tepat pukul 19.00 Daniel tiba di rumahku, mengenakan kemeja hitam yang dipadukan dengan celana jeans. Sungguh saat itu Daniel nampak sangat tampan dan intelektual. Malam itu juga aku jatuh hati padanya. Kutawarkan minum kopi di cafe dekat rumahku agar kami dapat mengenal lebih dekat, namun ditolaknya usulanku dengan alasan bahwa baru sekali berjumpa. Dan Daniel menawarkan ajakan bertemu di coffe shop di bilangan Kuningan, Jakarta.

Singkat kata, sejak pertemuan ketiga, Daniel langsung menyatakan bahwa ia menyukaiku dan ingin menjajagi hubungan untuk lebih dekat lagi. Gayung bersambut, segera kuterima tawarannya untuk lebih mengenal diri masing masing dahulu hingga kami suatu kali memutuskan untuk berpacaran.

Anton, pacarku sebenarnya mulai kulupakan, dengan dalih seribu macam kuutamakan bertemu dengan Daniel daripada Anton. Jelaslah aku lebih memilih Daniel, karena ia sangat sopan, halus bertutur dan tidak mengekangku, aku dapat melakukan apa saja sesuai keinginanku, Daniel selalu mendukung, sedangkan Anton lebih banyak mengatur diriku.

Bertemu keempat kalinya Daniel membawaku terbang melayang, diajaknya aku nonton film dan diteruskan dengan makan malam romantis dan diantarnya aku pulang, aku berharap memperoleh ciuman romantis, tapi yang dilakukannya hanya mencium tanganku dan mengatakan, "Take care, jaga hatiku di hatimu,". Lemas kakiku mendengar ucapannya.

Dua hari setelah itu, ponsel Daniel tak dapat kuhubungi sejak pagi hingga siang, biasanya sejak pagi kami sudah berkirim kabar lewat sms. Namun mendadak ada panggilan telp dari nomor yang tidak kukenal dan saat kuangkat ternyata Daniel menelponku dari telepon umum dan mengatakan bahwa ponselnya rusak, sedangkan ia sejak pagi sudah berada di luar kantor untuk bertemu dengan kliennya.

Lega dan bersyukur aku menerima telpon Daniel. Hingga besoknya ponsel Daniel masih juga rusak, tak dapat kuhubungi. Sorenya Daniel menelponku kembali dan menanyakan apakah aku punya handphone bekas agar dapat dipinjamnya untuk menghubungiku, karena miliknya rusak dan memerlukan waktu seminggu untuk memperbaikinya.

Sore itu juga kukatakan, bahwa aku punya handphone bekas yang tak kupakai lagi dan kuberitahukan tempat dan jam di mana aku dan Daniel bisa bertemu untuk menyerahkan handphone tersebut. Daniel datang dengan muka sedih dan meminta maaf kepadaku karena merepotkanku. Pada Daniel kukatakan bahwa handphone tersebut dapat dipinjam hingga handphonenya baik kembali.

Namun handphone Daniel rusak parah dan tak dapat diperbaiki hingga ia menggunakan handphoneku. Beberapa hari kemudian di tengah malam saat kami sedang ber-sms, Daniel mengatakan bahwa ia tak dapat menjawab sms karena pulsanya habis, karena kami sedang ber-sms rindu, maka segera kuisi pulsa Daniel agar kami dapat meneruskan ber-sms ria.

Tiga hari setelah itu, pada saat kami berjumpa, Daniel terlihat murung, segera kutanyakan mengapa ia terlihat murung dan selalu menjawab pendek pertanyaanku. Ternyata Ibu Daniel sedang sakit dan Daniel sudah mengirim seluruh uang tabungannya namun kurang untuk pengobatannya, Daniel ingin meminjam uang sebentar untuk pengobatan ibunya. Kuberikan uang yang diinginkannya, sebesar tiga juta guna melunasi biaya rumah sakit ibunya.

Daniel juga mengatakan, jika ibunya sudah sembuh, maka akan diajaknya aku ke rumahnya di Cianjur untuk berkenalan dengan keluarganya. Berbunga hatiku, ternyata Daniel mantap memilihku sebagai kekasihnya. Dan ulah Danie semakin hari semakin sempurna. Jika aku ingin dijemputnya maka Daniel akan menjemput, jika aku ingin ia menemaniku maka ia akan menemaniku, kapanpun waktunya ia tak menolak. Bahkan ia mulai menunjukkan perhatian lebih dengan menciumku dan memelukku di depan sahabat-sahabatku. Terbang rasanya aku dibuatnya. Oh, my Daniel...

Karena ia harus menanggung biaya berobat ibunya, maka kamar kos dan kegiatan pertemuan kami selalu aku yang membayari. Daniel mengucapkan terima kasih dengan kecupan di dahi, di kening atau di hidung. Daniel amat sopan dan tak pernah menyentuh tubuhku. Padahal aku sangat ingin disentuh olehnya, namun yang ia katakan, "Anne, kamu akan menjadi istriku, aku akan menyentuhmu di saat yang tepat". Bayangkan bagaimana melambungnya diriku mendapatkan calon suami seperti Daniel.

Dua bulan sejak pertemuan kami pertama, Daniel mendadak menelponku dan mengatakan ingin meminjam mobilku guna pulang ke Cianjur menengok ibunya yang sedang kritis. Tentu saja aku tak menolaknya. Aku memberi pinjaman mobil agar ia dapat segera menengok ibunya. Daniel mengatakan ia akan kembali ke Jakarta keesokan paginya.

Pikirku, toh tak lama ia meminjam mobil, besok ia telah pulang kembali ke Jakarta. Keesokan paginya Daniel menelponku bahwa ia masih di Cianjur karena ibunya makin kritis. Ia akan pulang ke Jakarta lusa  katanya memelas dan memohon maaf karena tak dapat mengembalikan mobil dengan tepat waktu.

Namun sejak itu, Daniel tak pernah menghubungiku kembali dan setiap aku menghubungi ponselnya, selalu tak aktif. Aku mulai khawatir dan segera kudatangi kamar kosnya di bilangan Setiabudi, Jakarta Pusat. Pemilik kos mengatakan bahwa Daniel telah keluar kos sejak seminggu yang lalu.

Dengan penuh ketakutan, kudatangi kantornya di kawasan Pecenongan, Jakarta Pusat dan dikatakan oleh pemilik show room tempat Daniel bekerja, bahwa Daniel telah mengundurkan diri dari tempat bekerjanya secara mendadak sejak seminggu yang lalu juga. Aku langsung pingsan.

Keluargaku melaporkan kejadian ini ke Polisi untuk kasus penipuan dan ternyata di Polres tempat keluargaku melaporkan Daniel sudah banyak laporan yang masuk untuk seorang dengan wajah yang sangat mirip dengan Daniel, namun dengan beragam nama alias. Teryata Daniel penipu ulung. Hingga sekarang ia belum dapat dibekuk. [Rinni A / Jakarta] Sumber: Facebook

PESAN KHUSUS

Silahkan kirim berita/artikel anda ke ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id

MENU LINKS

http://berita.tionghoanews.com
http://internasional.tionghoanews.com
http://budaya.tionghoanews.com
http://kehidupan.tionghoanews.com
http://kesehatan.tionghoanews.com
http://iptek.tionghoanews.com
http://kisah.tionghoanews.com

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA