KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 12 November 2011

MELACAK ASAL-USUL ILMU SILAT SHAOLIN (2)

* Ilmu Silat Tenaga Luar dan Ilmu Silat Tenaga Dalam
Li Youfu mengatakan, walaupun jenis perubahan dalam sejarah proses evolusi dari ilmu bela diri semakin lama semakin banyak, tetapi sebenarnya terbagi menjadi dua aliran besar saja yakni ilmu bela diri tenaga luar dan ilmu bela diri tenaga dalam.

"Ilmu bela diri tenaga dalam berlatih Qi (energi vital yang eksis di dalam meridian) yang mengalir ke dalam perut bawah pusar, seperti yang dipraktekkan Taiji, Bagua, Xingyi dan lainnya, juga termasuk ilmu bela diri dari aliran Butong. Ilmu bela diri aliran Butong disebarkan oleh Tio Samhong, ia merupakan salah satu cabang saja, tapi asal mulanya hanya satu. Ilmu bela diri tenaga luar juga disebut Chang Quan (baca: Jang Jüen, Pukulan Panjang), mengapa disebut Chang Quan? Karena poin penting dari silat jenis ini adalah mengendurkan persendian, diregang panjang maka menjadi lincah dan jangkauan gerakannya luas. Chang Quan terutama ada aliran: Cha, Hua, Pao dan Hong. Shaolin termasuk Hong Quan, gaya dari ilmu-ilmu sejenis ini agak luas, gerakannya sangat indah, tetapi tidak bisa lepas dari kebugaran fisik dan harus berani dalam menyerang dan bertahan, gerakannya artistik, enak ditonton."

Ada lagi tipe lain dari Chang Quan yang terutama melatih punggung dan paruh tubuh atas, memukul dan membanting, mengayun dengan kuat, tidak sama dengan (ilmu bela diri) Cha Quan yang menumbuk secara garis lu-rus, misalnya pukulan lurus dan sodokan telapak tangan), dari tipe ini muncul jenis kungfu-kungfu seperti Tongbei, Fanzi, Tanglang (belalang) dan Baji (8 Kutub), mereka merupakan golongan besar tersendiri dari Chang Quan."

* Menirukan Gerakan Hewan untuk Menyerang dan Bertahan

Dalam kompetisi pada 8 Oktober yang lalu, kita semua bisa melihat ilmu bela diri yang menirukan gerak hewan seperti: belalang, macan kumbang, kera batu, macan kombinasi bangau, dan lain sebagainya. Li Youfu berkata, hewan predator bersifat menyerang, seperti belalang menangkap tonggeret, macan lapar menerkam mangsa. Dalam kungfu Xingyi terdapat jurus "macan menerkam" yakni menirukan hewan saat menyerang.
"Watak hakiki manusia adalah baik, insting manusia tidak bisa menyerang seperti itu, sedangkan harimau tidak perlu dilatih dia sudah bisa menerkam mangsanya, dan belalang bisa melukai musuhnya dengan lengannya yang berbentuk pisau, maka dari itu manusia memiliki sifat ke-Buddha-an, manusia itu baik, (asalnya) tidak bisa memukul orang, dia harus belajar menjadi jahat (memukul orang) dan mempelajari dulu bagaimana hewan menyerang dan bertahan; Disamping itu, manusia melihat hewan mempunyai mekanisme untuk menyesuaikan diri secara otomatis, seperti bangau putih membentangkan sayap, manusia merasakan gerakan seperti itu bermanfaat bagi yang berlatih, lalu diserap dan digunakan oleh manusia." Tetapi Li Youfu juga menekankan, tujuan dasar dari belajar ilmu bela diri adalah demi mencegah kejahatan dan menyebarkan kebaikan.

* lmu Bela Diri Merupakan Pencerahan dari Tingkatan Spiritualitas Berbeda

Dalam proses perkembangan ilmu bela diri, aliran dan golongan juga berangsur-angsur menjadi subur, terdapat beraneka macam dan ragam aliran. Li Youfu berkata, jika melacak asal-usulnya, sesungguhnya ilmu bela diri itu merupakan suatu pencerahan, sama seperti kultivasi yakni merupakan hasil kesadaran dari tingkatan spiritualitas yang berbeda.

"Zhang Shanfeng (Tio Samhong) benar-benar telah menciptakan ilmu bela diri Taiji, sedangkan Qiu Chuji (Khu Cike) adalah seorang pertapa aliran Dao, apa yang ditulisnya sama sekali tidak berkaitan dengan ilmu bela diri, namun ia telah didewakan dalam cerita silat "Pendekar Pemanah Rajawali" (karangan Jin Yung). Pada awalnya ia hanya menulis bagaimana mengolah jiwa, tidak begitu mementingkan berlatih ilmu bela diri, kemudian setelah dia bertapa, apa yang terkandung dalam aliran Tao sudah tidak bisa dia tulis lagi. Apa yang disebarkan oleh Zhang Shanfeng benar-benar ada dan sama sekali tidak ada hubungannya dengan Shaolin, ketika Bodhidharma datang juga belum eksis Yi Jin Jing (Metode Perubahan Otot dan Meridian atau Muscle/Tendon Change Classic)" Li Youfu berkata, apa yang disebut dengan "Yi Jin Jing Bodhidharma" itu adalah sebuah buku karangan seseorang pada akhir Dinasti Ming yang mengatas-namakan Bodhidharma.

Li Youfu juga berkata, Yi Jin Jing pada awalnya sebenarnya adalah milik aliran Tao, apa yang dikatakan oleh Zhuang Zi (filsuf terkenal pada zaman Negara Berperang Musim Semi dan Musim Gugur 2.500 tahun silam), "meridian beruang dan burung menjulur serta mengeluarkan yang lama dan menyerap yang baru", semua ini adalah teori-teori yang tertulis dalam buku Yi Jin Jing, intisari dari Yi Jin Jing semuanya dari aliran Tao. Bodhidharma datang ke Tiongkok pada zaman Dinasti Wei Utara (386-534), Yi Jin Jing yang muncul setelah kedatangannya, sebenarnya berasal dari aliran Tao. Maka dari itu tidak begitu sesuai jika dilatih oleh biksu.

* Jangan Jadikan Ilmu Bela Diri Tradisional Menjadi Jurus Kembangan, yang Tertarik Seni Tari Bisa Belajar Tarian Klasik Tiongkok
Li Youfu berkata, banyak sekali anak-anak muda berlatih Wushu Modern (rekayasa PKT) yang merasa ilmu bela diri semacam ini ramai dan indah, juga bisa mendapatkan hadiah, apalagi setelah Revolusi Kebudayaan, negara juga turut menggalakkannya. Orang-orang yang direkrut Team Professional (negara) sesungguhnya telah mencelakai orang-orang ini." "Jika sudah berlatih Wushu Modern selama bertahun-tahun, tidak perduli ia sudah menjadi seberapa tenar, jika ingin berlatih ilmu bela diri tradisional sudah tidak bisa persis sama, ia sudah sangat sulit untuk menyesuaikannya, maka sangat disesalkan, saya berharap hal ini bisa sedini mungkin diubah."

"Sebenarnya ciri khas Wushu Tradisional itu adalah gabungan dari pertunjukan seni, kultivasi dan mencegah kejahatan serta menyebarkan kebaikan. Meski bagian dari Wu (silat), tentunya juga mempunyai efek menyehatkan tubuh, maka di dalam perkembangan sejarah, yang bernuansa seni dan yang penampilannya indah berirama, juga mempunyai taraf kesulitan tertentu, bagian yang bisa dinikmati (ditonton) ini berkembang menjadi tarian klasik Tiongkok.

"Padahal ilmu bela diri mementingkan pertarungan riil, bermanfaat dalam bertarung dan untuk mencegah kejahatan serta menyebarkan kebaikan, maka seyogyanya jangan jadikan Wushu Tradisional semacam jurus kembangan saja." Li Youfu mengusulkan kepada para anak muda yang tertarik pertunjukan seni, bisa berlatih seni tari klasik Tiongkok. [Tamat] - [Yenny Jie / Palangkaraya / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA