KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Selasa, 27 September 2011

PERANG TANG TERHADAP TUJUE TIMUR

Perang Tang dengan Tujue Timur berlangsung selama 26 tahun, sejak 624 hingga tahun 650.

* Sebab Musabab

Pada akhir Dinasti Sui (581-618), lantaran perang berkecamuk mengacaukan wilayah Tionggoan (pusat budaya dan geografi Tiongkok kuno), banyak sekali warga perbatasan yang terpaksa mengungsi ke dalam wilayah Tujue (suku nomaden etnis Turki), juga dikarenakan Li Yuan (kaisar pertama Dinasti Tang) pernah meminjam pasukan dari Tujue semasa perang, maka itu, setelah Dinasti Tang didirikan, Tujue lantaran merasa pernah berjasa lantas menjadi sombong, sama sekali tidak memandang sebelah mata terhadap Tang malah acap kali mengacau dan menyerang daerah Tionggoan.

* Permulaan Pertempuran

Pada masa awal berkuasanya Kaisar Tang Gao Zhu (Li Yuan), karena kekuatan negara belum sepenuhnya terkonsolidasi, ia menganut kebijakan mengalah dan berbesanan (menjalin tali pernikahan) terhadap Tujue. Pada 624, setelah Tang berhasil mempersatukan wilayah seluruh Tiongkok, kaisar Gao Zhu berniat menggempur Tujue, namun Li Yuan dan Li Jiancheng kedua putranya merasa gentar dan menganut kebijakan kontra perang, hanya Li Shimin (putra ketiga) yang menyetujui perang terhadap Tujue dengan maksud agar tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Gao Zhu mengutus Li Shimin memimpin pasukan dan bertempur dengan Tujue di daerah Binxian Provinsi Shaanxi.

Suatu hari, Illig Qaghan, salah seorang pemimpin  Tujue membawa 10.000 prajurit mengepung kota Dinasti Tang, pasukan Tang sempat panik untuk sesaat dan Li Yuanji tak cukup nyali menghadapi mereka, maka Li Shimin yang cerdik dan gagah berani memimpin sejumlah kecil pasukan elit menghampiri kubu Tujie dan mempertanyakan pelanggaran perjanjian gencatan senjata dan etika balas budi mereka, Illig Qaghan pun dibuatnya tersipu malu.

Kemudian, Li Shimin memperoleh informasi, karena terus terguyur air hujan peralatan tempur Tujue jadi tak dapat dipergunakan, digalanglah serangan mendadak di tengah malam hujan angin, kubu Tujue pun menjadi kacau balau dan terdesak; disamping ofensif, Li Shimin juga melancarkan pendekatan persuasif dengan pemimpin Tujue lainnya yakni Tuli Qaghan dan menjalin persahabatan, akhirnya Illig Qaghan terkucil dan terpaksa menarik pasukannya dari medan perang.   

Pada 629, kaisar Tang Taizong (Li Shimin) yang baru naik tahta 3 tahun memerintahkan Li Jing memimpin ekspedisi militer dengan kekuatan 100.000 tentara menyerbu Tujue. 

Pada 630, pasukan Tang pada tengah malam merebut Kota Dingxiang dan daerah Baidao di Mongolia-Dalam kini serta menjebol pertahanan Tujue di semua lini. Pasukan Tang merangsek terus, perlawanan Tujue pun semakin melemah dan pasukannya kocar-kacir, puluhan ribu orang Tujue terbunuh dan yang tertawan sebanyak 100.000 orang lebih. Illig Qaghan pada awalnya berhasil lari dengan kuda, tapi berhasil dihadang dan ditangkap pasukan Tang, hal ini menghebohkan para kepala suku yang kemudian berduyun-duyun menyerah kepada tentara Tang, Tujue Timur mengalami kekalahan besar.

Setelah Tujue Timur kalah perang, penduduk yang menyerah ditransmigrasikan di daerah Lingzhou dan Youzhou, wilayah Tuli Qaghan dan Illig Qaghan dibagi menjadi beberapa prefektur serta Tuli Qaghan bersama beberapa mantan bawahan Illig Qaghan diberi jabatan gubernur.

Tahun 649, akhir masa pemerintahan Tang Taizong dan pada 650 tahun pertama di bawah kaisar Tang Gaozong, jenderal besar Gao Kan secara tuntas mengakhiri perlawanan suku Tujue dan dengan demikian kekuasaan Tujue Timur sejak saat itu benar-benar telah berakhir. 

* Makna Sejarah

Peperangan yang dilancarkan Dinasti Tang terhadap Tujue Timur, telah melintasi 3 generasi yakni 26 tahun lamanya. Pada masa awal Dinasti Tang, karena masa situasi yang belum stabil, maka kebijakan yang dijalankan ialah berbesanan dan mengalah dan metode lainnya, menghindari bentrokan frontal dengan Tujue.

Begitu situasi negeri yang semakin stabil, Kaisar Tang Taizong mulai aktif merencanakan penyerbuan terhadap Tujue. Dengan strategi memecah belah persatuan antar dua pemimpin mereka, Illig dan Tuli Qaghan, ditambah lagi sifat pongah Illig yang meremehkan pasukan Tang, akhirnya Illig Qaghan terkucil tanpa bantuan dan ditinggalkan oleh para kerabatnya, sejumlah suku-suku lainnya berturut-turut menyatakan takluk terhadap Dinasti Tang, sehingga Tujue Timur tak lagi dapat eksis dan penaklukan tersebut telah mengurai ancaman dari luar selama bertahun-tahun sejak Dinasti Tang didirikan. [Yenny Jie / Palangkaraya / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA