KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Rabu, 07 Desember 2011

BULAN MADUKU BERAKHIR DI KANTOR WALIKOTA

Story: Walau telah lama tinggal di kota besar seperti Jakarta, aku terbilang perempuan yang ketinggalan jaman, jangankan untuk jalan-jalan berkeliling kota, mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan saja bisa dibilang tidak pernah, maklumlah aku memang bukan termasuk orang dari golongan yang mampu, aku cuma tamatan SMP yang kebetulan sangat beruntung memiliki orang tua yang tinggal di Jakarta.

Setelah aku menikah, keinginan untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah aku kunjungi semakin membuncah. Kebetulan aku mendapatkan suami, sebut saja namanya Dodi (bukan nama sebenarnya) yang pergaulannya tidak seperti aku. walau cuma lulusan SMA, tapi dalam pergaulan Dodi terbilang cukup lumayan. Ia banyak tahu tentang segala hal termasuk tempat-tempat nongkrong yang romantis.

Satu minggu setelah menikah kami berencana berbulan madu, namun karena dana yang tak kunjung terkumpul  rencana bulan madu itu tak pernah kesampaian. Saat itulah aku cetuskan ideku untuk berbulan madu ke tempat-tempat yang romantis tapi tak memerlukan biaya besar, tak perlu menginap tetapi bisa 'sedikit' bercumbu dan untunglah suamiku menyetujui ideku tersebut.

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah sebuah bioskop 21. Karena belum pernah nonton film ditempat seperti ini, aku jadi orang yang sangat norak. Suamiku juga sempat jengkel dengan kelakuan dan pertanyaan-pertanyaan yang kuajukan seputar bioskop yang megah ini. apalagi setelah masuk kedalam, udara yang begitu dingin membuatku menggigil. Jadi sepanjang film diputar, aku cuma bisa memeluk suamiku erat-erat dengan gigi yang bergemeletak menahan dingin, sementara pertunjukan film tak sedikitpun aku tonton.

Berbeda dengan suamiku yang terus saja bersungut-sungut sepanjang perjalanan pulang, aku merasakan kesan yang sangat menyenangkan setelah acara 'nonton' tersebut, karena paling tidak aku sudah tahu persis bagaimana 'tersiksanya' nonton di bioskop mewah dan pengalaman ini bisa aku ceritakan pada teman-temanku yang belum pernah merasakan nonton ditempat seperti ini.

Bulan berikutnya, suamiku mengajak aku untuk mengunjungi sebuah taman yang pernah ia sebut sebagai taman yang romantis. Menurut ia, taman itu sering dijadikan tempat nongkrong anak-anak muda yang sedang dimabuk asmara. Dengan membawa bekal rantang berisi nasi serta lauk pauknya dan sebotol besar air mineral, kami akhirnya berangkat dengan menggunankan sepeda motor butut peninggalan orang tua Dodi.

Sesampainya ditempat yang kami tuju, sekali lagi aku mungkin menjadi orang paling norak se-Jakarta saat menyaksikan lampu-lampu taman yang berjejer rapi. Aku juga menyaksikan beberapa pasangan yang sedang bercumbu rayu dilokasi-lokasi dengan cahaya yang remang-remang, persis seperti apa yang diceritakan suamiku beberapa hari lalu.

Setelah berkeliling cukup lama, kami akhirnya menemukan tempat yang cocok dengan keinginan kami, agak sedikit tertutup dengan rerimbunan pohon dengan cahaya yang remang-remang. Dilokasi itu juga ada sepasang kekasih yang sedang bercumbu, saking hotnya, desahan-desahan nafasnya terdengar jelas ditelinga kami. Awalnya sih risih, tetapi berikutnya kami malah tergoda untuk melakukan hal yang sama dengan 'tetangga sebelah' kami.

Lagi asyik-asyiknya kami berpagutan, saling meremas dan mendesah, tiba-tiba saja datang serombongan orang berseragam. Dan tahu-tahu mereka sudah mengepung kami dan menggiring kami keatas mobil truk, belum sadar dengan apa yang terjadi, mobil yang sudah penuh dengan perempuan dan laki-laki telah bergerak meninggalkan taman, dan beberapa menit berikutnya mobil yang kami tumpangi sudah berada didepan sebuah gedung.

Barulah setelah kami turun dan memasuki gedung tersebut, kami sadar bahwa kami telah ditangkap. Mereka mengira aku dan suamiku adalah para penjaja seks komersial dan lelaki hidung belang. Untunglah suamiku membawa surat nikah kami sehingga kami tak terlalu lama diinterogasi. Namun demikian kami masih terkena pasal tindak pidana ringan dengan tudungan berbuat tak senonoh ditempat umum, setelah membayar denda kami diperbolehkan pulang.

Dirumah, suamiku malah tertawa terpingkal-pingkal ketika mengingat peristiwa yang barusan kami alami. Menurutnya ia memang telah mengira akan terkena razia, itulah sebabnya ia membawa surat nikah kami tanpa sepengetahuanku. Dan ia memang sengaja merahasiakan hal itu, karena jika aku tahu bahwa tempat-tempat tersebut sering dirazia, ia khawatir aku tak akan mau 'rekreasi' ketempat itu. "Lagipula inikan jadi bulan madu paling berkesan buat kita, bulan madu di Walikota, pakai naik truk lagi," ujar suamiku sambil tertawa terpingkal-pingkal. Uh dasaaar…. [Vivi Tan / Jakarta / Tionghoanews]
-
Sumber Artikel: Google Search Engine
-

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA