KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Sabtu, 12 November 2011

AS BANGUN PANGKALAN MILITER DI AUSTRALIA UNTUK ANTISIPASI CHINA

Kekhawatiran Amerika Serikat (AS) terhadap ke­bang­kitan China, membuat Presiden AS Barack Obama membangun pangkalan militer permanen di Darwin, Australia.

Dalam kunjungan pertama Obama sebagai presiden ke Australia, Kamis (17/11), dia akan mengumumkan rencana itu bersama Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard. Kun­jungan 26 jam Obama me­nandai peringatan 60 tahun aliansi Australia, New Zealand, United States Security Treaty (ANZUS) atau Pakta ANZUS.

Seperti dilansir harian Sydney Morning Herald (SMH), keha­diran militer yang permanen itu telah dipertimbangkan bebe­rapa tahun lalu, saat Was­hing­ton berusaha memperkuat Ko­mando Pasifiknya. Pang­kalan militer tersebut akan di­tempati pasukan marinir AS.

Saat ini, dua per tiga dari pa­sukan Marinir AS berbasis di ka­wasan Pasifik, di pangkalan AS, Pulau Okinawa, Jepang dan Guam, sekitar dua ribu kilo­meter utara Papua Nugini.

Pangkalan militer yang akan dibangun itu, merupakan upaya Obama mengintensifkan aliansi sebagai tanda antisipasi AS ter­hadap kekuatan militer China.

"Ini menyangkut ke­bangkitan China, modernisasi militer Chi­na dan khususnya ini soal ber­tambahnya keren­tanan pasukan AS di Jepang dan Guam atas rudal-rudal generasi baru Chi­na," kata Profesor Alan Du­pont, pengamat keamanan in­ter­na­sional dari Sydney University.

"Rudal-rudal baru China bisa mengancam mereka dengan cara yang sebelumnya tidak bisa. Jadi Amerika mulai mereposisi pa­sukan marinir. Australia dipilih karena mempunyai keuntungan stra­tegis," tutur Dupont.

Bekas Wakil Menteri Luar Negeri AS Jim Steinberg mem­bantah penilaian Dupont. "Oba­ma dan Gillard tidak berpen­dapat bahwa China adalah fak­tor dalam keputusan ini. Ini ada­lah isyarat yang kuat bahwa meski negara  menghadapi ke­ter­batasan anggaran gara-gara perang Irak dan Afganistan, AS tidak pulang kandang, me­lain­kan bergerak menuju Asia Pa­sifik," terang Steinberg.

Hugh White, profesor studi strategis di Australian National University menimpali, ke­pu­tusan itu akan memiliki kon­se­kuensi yang mendalam bagi hu­bungan Australia dengan China.

''Saya pikir ini adalah lang­kah yang sangat signifikan dan sangat berisiko bagi Australia. Segala sesuatu yang AS la­ku­kan di Pasifik dirancang un­tuk meningkatkan resistensi terha­dap tantangan China  demi ke­unggulan AS," terang White.

Juru bicara Pentagon George Little menolak memberi ko­mentar mengenai berita itu.

Dia hanya mengatakan, "Aus­tralia adalah sahabat dan sekutu Amerika, dan kami akan terus bekerja sama untuk me­ning­katkan dan lebih memperkuat hubungan militer kami," pung­kasnya. [Wang Lie Fei / Beijing / China / Tionghoanews]

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA