Dalam kunjungan pertama Obama sebagai presiden ke Australia, Kamis (17/11), dia akan mengumumkan rencana itu bersama Perdana Menteri (PM) Australia Julia Gillard. Kunjungan 26 jam Obama menandai peringatan 60 tahun aliansi Australia, New Zealand, United States Security Treaty (ANZUS) atau Pakta ANZUS.
Seperti dilansir harian Sydney Morning Herald (SMH), kehadiran militer yang permanen itu telah dipertimbangkan beberapa tahun lalu, saat Washington berusaha memperkuat Komando Pasifiknya. Pangkalan militer tersebut akan ditempati pasukan marinir AS.
Saat ini, dua per tiga dari pasukan Marinir AS berbasis di kawasan Pasifik, di pangkalan AS, Pulau Okinawa, Jepang dan Guam, sekitar dua ribu kilometer utara Papua Nugini.
Pangkalan militer yang akan dibangun itu, merupakan upaya Obama mengintensifkan aliansi sebagai tanda antisipasi AS terhadap kekuatan militer China.
"Ini menyangkut kebangkitan China, modernisasi militer China dan khususnya ini soal bertambahnya kerentanan pasukan AS di Jepang dan Guam atas rudal-rudal generasi baru China," kata Profesor Alan Dupont, pengamat keamanan internasional dari Sydney University.
"Rudal-rudal baru China bisa mengancam mereka dengan cara yang sebelumnya tidak bisa. Jadi Amerika mulai mereposisi pasukan marinir. Australia dipilih karena mempunyai keuntungan strategis," tutur Dupont.
Bekas Wakil Menteri Luar Negeri AS Jim Steinberg membantah penilaian Dupont. "Obama dan Gillard tidak berpendapat bahwa China adalah faktor dalam keputusan ini. Ini adalah isyarat yang kuat bahwa meski negara menghadapi keterbatasan anggaran gara-gara perang Irak dan Afganistan, AS tidak pulang kandang, melainkan bergerak menuju Asia Pasifik," terang Steinberg.
Hugh White, profesor studi strategis di Australian National University menimpali, keputusan itu akan memiliki konsekuensi yang mendalam bagi hubungan Australia dengan China.
''Saya pikir ini adalah langkah yang sangat signifikan dan sangat berisiko bagi Australia. Segala sesuatu yang AS lakukan di Pasifik dirancang untuk meningkatkan resistensi terhadap tantangan China demi keunggulan AS," terang White.
Juru bicara Pentagon George Little menolak memberi komentar mengenai berita itu.
Dia hanya mengatakan, "Australia adalah sahabat dan sekutu Amerika, dan kami akan terus bekerja sama untuk meningkatkan dan lebih memperkuat hubungan militer kami," pungkasnya. [Wang Lie Fei / Beijing / China / Tionghoanews]