KISAH | TIONGHOANEWS


Selamat datang berkunjung dalam situs blog milik warga Tionghoa Indonesia. Disini kita bisa berbagi berita tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa seluruh Indonesia dan berbagi artikel-artikel bermanfaat untuk sesama Tionghoa. Jangan lupa partisipasi anda mengajak teman-teman Tionghoa anda untuk ikutan bergabung dalam situs blog ini.

Kamis, 01 Desember 2011

CHINESE CRY (7A): JIKA CINTA CEKIK MATI DIA

Sejak itu Siegit sering datang berkunjung. Setiap kali datang Akung mewajibkan Imei  membawakan minuman. Siegit ngobrol bersama Akung tentang banyak hal. Imei tak suka mendengarkan mereka. Ia memendam diri di dalam kamar.  Kalau Siegit mau pulang, Imei dipanggil untuk mengantar hingga ke mobil. Imei melakukan  perintah Papanya dengan mulut membisu.

Selama ini, dalam banyak hal Lan Nio selalu membelanya dan berseberangan dengan Akung, tapi kali ini tidak. Tampaknya keduanya sepakat dengan perjodohan ini. Imei  betul-betul harus pasrah.

Sikap Siegit terhadap Imei sangat pemalu. Imei menyimpulkan, pasti hal itulah yang membuatnya  membujang hingga usia 31. Sudah belasan kali berkunjung, namun kata kata yang pernah keluar dari mulut Siegit untuk Imei hanya 3 patah: selamat malam, terimakasih, sampai jumpa. Inikah suami yang akan mendampingiku seumur hidup ? Hanya tiga patah kata inikah yang bisa diucapkannya pada perempuan?. Dalam pergaulan sehari-hari, Yogi dinilai teman-temannya sangat pendiam, yang satu ini lebih parah dari Yogi.

Imei tak berani mencari Yogi untuk mengadukan nasibnya. Ia teringat ancaman Akung  saat kepalanya hampir botak. Ia tak ingin Yogi celaka karenanya. Setiap kali melihat topi biru, hatinya terasa pilu. " Yo, aku tidak mengkhianati cinta kita. Cintaku hanya untukmu…. Aku cuma tak tahu bagaimana keluar dari kemelut ini…" ratapnya  sendirian.

Suatu malam, ketika mengantar Siegit ke mobil, Imei tak bisa menahan diri lagi sehingga memberanikan diri bertanya, " Kami di Kertosari muda-muda sudah menikah. Orang tua selalu ingin cepat punya cucu. Kulihat usiamu sudah tak muda lagi. Kenapa  membujang sampai saat ini ?" kata-katanya diucapkan dengan nada mengejek.

Siegit tersentak mendengar pertanyaan Imei. Ia menjawab dengan malu-malu. " Aku sibuk kuliah. Tamat kuliah membantu orang tua menjaga toko. Tahu-tahu umurku sudah tiga puluh."

"Kamu kuliah ?" tanya Imei dengan nada tak percaya. Siegit mengangguk pelan. " Sudah tamat ?" tanya Imei lagi. Lagi-lagi Siegit mengangguk pelan. Imei tertawa," Sarjana kok masih menggunakan angpao untuk mencari jodoh ?" ejeknyalagi dengan nada tak percaya. Kesal hatinya mengingat hidupnya terikat hanya gara-gara sebuah angpao. Kesal hatinya karena tak bisa bertemu lagi dengan Yogi. Akung mengawalnya lebih ketat dari dulu.

"Itu… itu kata Bibik Sie. Katanya, kalau seorang pria ingin bertemu untuk pertama kalinya dengan seorang wanita sebelum ditunangkan, pria itu harus memberikan angpao saat disuguhi minuman."

"Kamu mau disuruh begitu ?" tanya Imei heran.

"Kalau itu merupakan adat, kenapa tidak ?"

"Kamu anak kota, tinggal di ibukota kabupaten yang serba modren, kamu masih berpegang teguh pada adat dan tradisi seperti itu? Maafkan  kalau kata-kataku sedikit kasar." Kata Imei. [Deri Chua / Jakarta / Tionghoanews]


Sambungan: 1A/1B, 2A/2B, 3A/3B, 4A/4B, 5A/5B, 6A/6B, 7A/7B, 8A/8B, 9A/9B, 10A/10B, 11A/11B, 12A/12B, 13A/13B, 14A/14B, 15A/15B

ARTIKEL YANG BERKAITAN

Mari kita dukung kiriman artikel-artikel dari teman-teman Tionghoa, dengan cara klik "SUKA" dan teruskan artikel kesukaan Anda ke dalam facebook, twitter & googleplus Anda.

TERBARU HARI INI

ARTIKEL: INTERNASIONAL

ARTIKEL: BUDAYA

ARTIKEL: KEHIDUPAN

ARTIKEL: KESEHATAN

ARTIKEL: IPTEK

ARTIKEL: BERITA